Pandemi Covid-19 memaksa pemilik toko kerajinan keramik di Jogja Kolaka Pottery menutup toko offline. Setelah toko tutup, bukannya terpuruk, usaha milik Francisca Puspitasari, 44, justru berkembang.
Dengan mengandalkan penjualan online didukung layanan jasa ekspedisi yang mumpuni, order Kolaka Pottery justru naik pesat.
Francisca yang merupakan pemilik sekaligus founder kerajinan keramik Kaloka Pottery ini telah menutup toko dan studionya sejak awal Maret 2020. “Alasannya demi kebaikan bersama,” kata dia seperti dikutip dari rilis JNE yang diterima Solopos.com, Minggu (14/6/2020).
Kika, sapaannya, menuturkan studio Kaloka Pottery yang berada di Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Jogja itu terbuka untuk umum. Dalam sehari bisa ratusan orang yang berkunjung melihat langsung proses produksi.
Begitu pandemi Covid-19, Kika mengalihkan semua usaha offline-nya ke online. “Semenjak ada Covid-19 online semua. Wes saya tutup offline store,” katanya.
Dari pengalaman itu, ibu dari Cinde Gaharu dan Soca Ling Respati terebut harus belajar menerapkan real online untuk bangkit dan mempertahankan bisnis yang dirintisnya sejak 2016.
“Ya diakui awal-awal rasanya syok, panik, gagap harus apa. Biasanya ketemu dengan orang terus ndak pernah sama sekali,” ujarnya.
Dengan ketekunannya, usaha ini mulai stabil. Bahkan pada masa pandemi ini Kaloka Pottery tidak merumahkan satu orang karyawan pun, malah menambah. Order juga bertambah seiring pesanan via medsos.
“Ada hikmah dari keadaan ini, saya merasakan pasar baru, dari yang tadinya hanya mengandalkan hotel, resto maupun coffeshop saja,” jelas dia.
Di sisi lain, dia juga harus jeli dan tidak sembarangan memilih jasa pengiriman barang ke konsumen. Terlebih order sekarang kebanyakan via online dan harus dikirim secepatnya.
Sumber: https://www.solopos.com/cerita-kolaka-pottery-umkm-jogja-yang-tutup-toko-offline-tapi-order-malah-berlipat-1065843